Malam 1 Suro Desa Blimbing

 

DST_T – Peringatan Muharam atau Suroan tahun 2019 di Desa Blimbing disemarakkan dengan selamatan dan tirakatan di tiap perempatan dan pertigaan.(31/8/2019)

Acara yang digelar cukup unik, mulai dari pembacaan Tahlil, Doa-doa, kenduri takir plontang hingga acara angklungan. Hal ini digelar untuk meminta doa tolak balak agar Desa Blimbing Tetap Aman dan tentram.

“ kenduri dimanapun itu baik, mulai dari di Mushola dan Masjid karena semua tergantung dari sisi niatnya, dan apabila sekarang kita melakukan kenduri di Perempatan atau Pertigaan untuk menyambut 1 Muharam (Suroan) itu tidak ada yang salah  karena niat kita tetap syiar islam. Kata Bapak.Agus Purwanto selaku Wakil dari Penjabat Desa Blimbing

Sementara Slamet selaku ketua RT berharap jika dalam acara memperingati 1 Muharam ini “ Kita memohon selamatan dengan doa bersama dan tirakatan, karena ini tradisi yang lama dan harus dipertahankan’. Dan mengharap di tahun-tahun yang akan datang acara semacam ini tetap diadakan untuk menjalin silaturahmi dan mempertahankan kesatuan.

‘ini penting untuk menjalin kerukunan antar lingkungan , kita harapkan hal yang positif bisa diambil dalam acara yang berlangsung hari ini’. tambahnya

Doa oleh Sayid Utsman bin Yahya dalam karya Maslakul Akhyar, dikutip dari situs Nadhlatul Ulama:

اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْه وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ

Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba’da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da’autanî ilat taubati min ba’di jarâ’atî ‘alâ ma’shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa’attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha’ rajâ’î minka yâ karîm.

Artinya: Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Karenanya aku memohon ampun kepada-Mu. Ampunilah aku.Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah pupuskan harapanku. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.

Bagaimana reaksi anda mengenai artikel ini ?